Senin, 30 Juli 2012

Pengertian HIV/AIDS


Pengertian HIV/AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIVFIV, dan lain-lain).

Sedangkan Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. 
Lemahnya sistem kekebalan tubuh atau imunitas ini disebabkan oleh serangan virus HIV terhadap sel-sel pembentuk kekebalan, yaitu sel darah putih.

Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

Virus HIV pertama kali ditemukan oleh ilmuwan dari Amerika Serikat, Michael S. Gottelib dan Frederick P. Siegel (1979). Pada mulanya, HIV dapat diisolasikan dan dibiakkan di dalam sel putih tersebut, setelah 2 minggu sampai 3 minggu kemudian, HIV dapat menghasilkan virus baru.






Sejarah HIV/AIDS
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.  Pada  Januari  2006UNAIDS bekerja sama dengan  WHO  memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981.
 Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun  2005  saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. 
AIDS pertama kali dilaporkan pada tanggal 5 Juni 1981, ketika Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat mencatat adanyaPneumonia pneumosistis (sekarang masih diklasifikasikan sebagai PCP tetapi diketahui disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii) pada lima laki-laki homoseksual di Los Angeles.
Dua spesies HIV yang diketahui menginfeksi manusia adalah HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 lebih mematikan dan lebih mudah masuk kedalam tubuh. HIV-1 adalah sumber dari mayoritas infeksi HIV di dunia.
Sementara HIV-2 sulit dimasukan dan kebanyakan berada di Afrika Barat. Baik HIV-1 dan HIV-2 berasal dari primata. Asal HIV-1 berasal dari simpanse Pan troglodytes troglodytes yang ditemukan di Kamerun selatan. HIV-2 berasal dari Sooty Mangabey (Cercocebus atys), monyet dari Guinea BissauGabon, dan  Kamerun.
Banyak ahli berpendapat bahwa HIV masuk ke dalam tubuh manusia akibat kontak dengan primata lainnya, contohnya selama berburu atau pemotongan daging. 
Teori yang lebih kontroversial yang dikenal dengan nama hipotesis OPV AIDS, menyatakan bahwa epidemik AIDS dimulai pada akhir tahun 1950-an di Kongo Belgia sebagai akibat dari penelitian Hilary Koprowski terhadap vaksin polio. Namun demikian, komunitas ilmiah umumnya berpendapat bahwa skenario tersebut tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada.

Penularan HIV/AIDS
Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.HIV dapat menular ke orang lain melalui :
·         Hubungan seksual (anal, oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa kondom) dengan orang yang telah terinfeksi HIV.
·         Jarum suntik/tindik/tato yang tidak steril dan dipakai bergantian
·         Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV
·         Ibu penderita HIV Positif kepada bayinya ketika dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui air susu ibu (ASI)

Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
1.      Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2.      Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3.      Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4.      Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5.      Dimensia/HIV ensefalopati

Gejala minor :
1.      Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2.      Dermatitis generalisata yang gatal
3.      Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4.      Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita


Sistem Tahapan Infeksi WHO

Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV-1.
 Sistem ini diperbarui pada bulan September tahun 2005. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang dengan mudah ditangani pada orang sehat.
ü  Stadium I   : Infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS

ü  Stadium II  : Termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernafasan atas yang berulang

ü  Stadium III : Termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.

ü  Stadium IV : Termasuk toksoplasmosis otakkandidiasis esofagus, trakeabronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.

Tes HIV

Tes HIV umum, termasuk imunoasai enzim HIV dan pengujian Western blot, dilakukan untuk mendeteksi antibodi HIV pada serumplasma, cairan mulut, darah kering, atau urin pasien. Namun demikian, periode antara infeksi dan berkembangnya antibodi pelawan infeksi yang dapat dideteksi (window period) bagi setiap orang dapat bervariasi.
Inilah sebabnya mengapa dibutuhkan waktu 3-6 bulan untuk mengetahui serokonversi dan hasil positif tes. Terdapat pula tes-tes komersial untuk mendeteksi antigen HIV lainnya, HIV-RNA, dan HIV-DNA, yang dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi HIV meskipun perkembangan antibodinya belum dapat terdeteksi.
Meskipun metode-metode tersebut tidak disetujui secara khusus untuk diagnosis infeksi HIV, tetapi telah digunakan secara rutin di negara-negara maju

Pencegahan

1.  Pencegahan melalui hubungan seksual
·   Tidak melakukan hubungan seks pra nikah
·   Tidak berganti-ganti pasangan
·   Apabila salah satu pihak sudah terinfeksi HIV, gunakanlah kondom.

2.  Pencegahan melalui darah
·   Transfusi darah dengan yang tidak terinfeksi.
·   Sterilisasi jarum suntik dan alat-alat yang melukai kulit.
·   Hindari pengguna narkoba.
·   Tidak menggunakan alat suntik, alat tindik, alat tato, pisau cukur dan sikat gigi berdarah dengan orang lain.
·   Steril peralatan medis yang berhubungan dengan cairan manusia.

3.  Pencegahan penularan ibu kepada anak
·   Ibu yang telah terinfeksi HIV di berikan penyuluhan agar mempertimbangkan kehamilannya.
·   Tidak menyusui bayinya.
·   Kursus obat antiretroviral yang diberikan kepadanya selama kehamilan dan persalinan serta bayinya yang baru lahir dapat sangat mengurangi kemungkinan anak menjadi terinfeksi.
·   Melakukan operasi caesar untuk proses kelahiran atu persalinan

4.  Pencegahan melalui pendidikan gaya hidup
·   Perlu komunikasi, edukasi, informasi dan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS dan pencegahannya sejak dini.

Penanggulan HIV/AIDS

Berbagai bentuk pengobatan alternatif digunakan untuk menangani gejala atau mengubah arah perkembangan penyakit. Akupunktur telah digunakan untuk mengatasi beberapa gejala, misalnya kelainan syaraf tepi (peripheral neuropathy) seperti kaki kram, kesemutan atau nyeri; namun tidak menyembuhkan infeksi HIV.
 Tes-tes uji acak klinis terhadap efek obat-obatan jamu menunjukkan bahwa tidak terdapat bukti bahwa tanaman-tanaman obat tersebut memiliki dampak pada perkembangan penyakit ini, tetapi malah kemungkinan memberi beragam efek samping negatif yang serius.
Beberapa data memperlihatkan bahwa suplemen multivitamin dan mineral kemungkinan mengurangi perkembangan penyakit HIV pada orang dewasa, meskipun tidak ada bukti yang menyakinkan bahwa tingkat kematian (mortalitas) akan berkurang pada orang-orang yang memiliki status nutrisi yang baik. Suplemen vitamin A pada anak-anak kemungkinan juga memiliki beberapa manfaat.
 Pemakaian selenium dengan dosis rutin harian dapat menurunkan beban tekanan virus HIV melalui terjadinya peningkatan pada jumlah CD4. Selenium dapat digunakan sebagai terapi pendamping terhadap berbagai penanganan antivirus yang standar, tetapi tidak dapat digunakan sendiri untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas.
Penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa terapi pengobatan alteratif memiliki hanya sedikit efek terhadap mortalitas dan morbiditas penyakit ini, namun dapat meningkatkan kualitas hidup individu yang mengidap AIDS. Manfaat-manfaat psikologis dari beragam terapi alternatif tersebut sesungguhnya adalah manfaat paling penting dari pemakaiannya.
Namun oleh penelitian yang mengungkapkan adanya  simtoma  hipotiroksinemia pada penderita AIDS yang terjangkit virus HIV-1, beberapa pakar menyarankan terapi dengan asupan  hormon  tiroksin. Hormon tiroksin dikenal dapat meningkatkan laju metabolisme basal seleukariota dan memperbaiki gradien pH pada mitokondria.




Hukuman Sosial atau sigma

Hukuman sosial atau stigma oleh masyarakat di berbagai belahan dunia terhadap pengidap AIDS terdapat dalam berbagai cara, antara lain tindakan-tindakan pengasingan, penolakan, diskriminasi, dan penghindaran atas orang yang diduga terinfeksi HIV.
Stigma AIDS lebih jauh dapat dibagi menjadi tiga kategori:
  • Stigma instrumental AIDS - yaitu refleksi ketakutan dan keprihatinan atas hal-hal yang berhubungan dengan penyakit mematikan dan menular.
  • Stigma simbolis AIDS - yaitu penggunaan HIV/AIDS untuk mengekspresikan sikap terhadap kelompok sosial atau gaya hidup tertentu yang dianggap berhubungan dengan penyakit tersebut.
  • Stigma kesopanan AIDS - yaitu hukuman sosial atas orang yang berhubungan dengan isu HIV/AIDS atau orang yang positif HIV.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar